Hakikat Manusia
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual.
Ditulis oleh : Efrizal
Abstrak
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata lainnya
Pembahasan
Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Manusia Menurut Al-Quran
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering.
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti (az-zumar : 27) walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Keutamaan Manusia
Secara kategorikal, keutamaan yang dimiliki manusia terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, potensi yang inhern secara langsung dalam diri manusia, yaitu fitrah, kesatuan ruh dan jasad, kemampuan berkehendak dan potensi akal. Bagian kedua, perlengkapan yang mendukung potensi pertama di atas, yaitu alam semesta dan petunjuk hidup berupa agama.
- Fitrah
- Jasad dan Ruh Dalam Manusia
- Kemampuan Berkehendak (Free Will)
- Memiliki Akal
Manusia dan Ilmu pengetahuan
Pengertian Ilmu dan Sejarah Pencarian Manusia Akan Pengetahuan
Pada dasarnya, ilmu dan pengetahuan berhubungan erat dengan kecenderungan manusia untuk mencari kebenaran. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang timbul karena perasaan ketidaktahuan. Kata ‘ilmu’ dalam Bahasa Indonesia, merupakan serapan dari Bahasa Arab. Jika kita merujuk pada literatur arab, maka ilmu dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Ilmu adalah pengenalan (ma’rifah) tentang sesuatu beserta sebab-sebab yang mengitarinya.
- Sebuah keadaan pada seseorang ketika pengetahuan tentang sesuatu tersingkap sejelas-jelasnya. Sebagai kebalikan dari kata jahl (bodoh) yang diterjemahkan sebagai: “Tidak adanya pengetahuan tentang sesuatu.”
- Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan yang disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum.
- Ilmu ialah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis
Sedangkan dalam Bahasa Inggris, kata ilmu sering disejajarkan dengan Science yang juga serapan dari bahasa latin scio atau scire yang berarti pengetahuan dan aktifitas mengetahui. Sedangkan pengetahuan dalam Bahasa Indonesia maknanya disejajarkan dengan kata knowledge dalam Bahasa Inggris. Kata ini sering diartikan sebagai sejumlah informasi yang didapatkan manusia melalui proses pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Dengan melihat pengertian-pengertian ilmu dan juga pengertian pengetahuan di atas, dapat ditarik benang merah bahwa ilmu adalah pengetahuan yang lebih. Dalam kata lain, ilmu adalah keadaan pada diri manusia yang lebih dari sekedar mengetahui. Setidaknya ada dua dasar-dasar pengetahuan manusia tentang kebenaran, yaitu:
- Penalaran, ialah sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir, bukan perasaan meskipun hati memiliki logika dan penalarannya sendiri.
- Logika. Jika penalaran adalah suatu proses berpikir yang membuahkan sebuah pengetahuan akan kebenaran, maka logika adalah suatu cara tertentu dalam menarik kesimpulan agar menjadi sebuah konklusi yang sahih (valid).
Dalam kaitannya dengan logika dan penalaran, ada baiknya kita melihat proses berpikir manusia dalam mencari apa yang disebut sebagai kebenaran. Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa cara manusia melihat ilmu pengetahuan sepanjang sejarah.
Berbagai Macam Aliran Mengenai Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan
Secara umum ada dua aliran dalam memahami sumber pengetahuan atau kebenaran. Pertama adalah aliran empirisme dan kedua adalah aliran Rasionalisme. Empirisme mendasarkan diri pada pengalaman, sedangkan Rasionalisme mendasarkan diri pada rasio. Namun demikian para ahli mengatakan ada pula sumber-sumber yang tidak ilmiah dalam usaha mendapatkan kebenaran, diantaranya Intuisi dan Wahyu.
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia